Header Ads

KONSEP STRES DAN ADAPTASI


A.    Definisi stres dan adaptasi
Stres dapat dijadikakan sebagai stimulus untuk perubahan dan perkembangansehingga dalam hal ini dapat gianggap positif atau bahkan perluh. meskipun demikian stres  yang terlalu berat dapat menyebabkan sakit penilaian yang buruk dan ketidak mampuan untuk bertahan .
stres adalah sebagai respon adaptif yaitu akibat tindakan,situasi,kejadian eksternal yg menyebabkan tuntutan fisik dan atau spikologis terhadap seseorang (Invancevich dan Matteson 1980).
stesor adalah stimulus yg mewakili atau memicuh perubahan yg menimbulkan stres.
Hans seyle ,1976,menyatakan stres merupakan situasi dimana suatu tuntutan yg sifatnya tdk spesifik dan mengharuskan seseorang memberikan respon atau mengambil tindakan.
walter cannon 1920 mempelajari respon fisiologis terhadap naiknya emosi dan menekankan fungsi adaptasi dan reasi’fight  – or – flight’(menghadapi atau lari dari stres.
B.     Sumber stres
stresor faktor yg menimbulkan stres;berasal dari dalam diri sendiri (internal dan beralas dari luar (ekstenal)
Internal
stres bersumber dari diri sendiri
tuntutan pekerjaan,atau beban terlalu berat,kondisi  keuangan,ketidak puasan dgn fisik tubuh,penyakit yg dialami,masa pubertas,karakteristikatau sifat yg dimiliki.
Eksterna
dari keluarga, masarakat dan lingkungankan
stres yg berasal dari keluarga disebab oleh perselisihan dalam keluarga,berpisahan orang tua,adanya anggota keluarga yg mengalami kecanduan narkoba dll.
sumber stresor masarakat dan lingkungan:
pekerjaan,lingkungan sosial,lingkungan fisik,contoh adanya atasan yg tdk pernah puas di tempat kerja,irih terhadap teman yg status sosialnya lebih tinggi.polusi udara,dan sampah dilingkungan tempat tinggal.

C.    Jenis – jenis stres
Ditinjau dari penyebabnya stres dapat dibedakan kedalam beberapa jenis:
stres fisik merupakan stres yg disebabkan oleh keadan fisik,seperti suhu yg terlalu tinggi,atau terlalu rendah,suara bising,siinar matahari yg terlalu menyengat.
stres kimiawi merupakan stres yg disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yg terdapat dalam obat,zat beracun asam,basa,faktor hormon atau gas dll.
  1. stres mikrobiologi:merupahkan stres yg disebabkan oleh kuman,seperti virus,bakteri dan parasit.
  2. stres fisiologis:stres yg disebabkan oleh gangguan fungsi organ tubuh,antara lain gangguan srtuktur tubuh,fungsi jaringan organ lain.
  3. stres proses tumbuh kembang:stres yg disebabkan proses tumbuh kembang seperti masa pubertas,pernikahan,dan pertambahan usia.
  4. stres psikologis atau emosi:stres yg disebabkan gangguan situasi spikologis atau ketidak mampuan kondisi psikologis unk menyesuaikan diri,misalnya dalam hubungan interpesonal,sosial budaya dan keagamaan.
D.    Model stres
stres dapat di pelajari dari sisi medis,dan dimodel teori dan perilaku,model stres ini dapat digunakan untuk membantu pasien  respon yg tidak sehat dan tidak produktif terhadap stresor.
Model berdasarkan respon
model ini menjelaskan respon atau pola respon  tertentu yang dapat mengidentifikasikan .Model stres  dikemukakan oleh Selye,1976, menguraikan stres sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang dihadapinya.Stres ditunjukan oleh reaksi fisiologis tertentu yang disebut sindrom adaptasi umum(general adaptation syndrom – GAS).
Model berdasarkan adaptasi
Model ini menyebutkan 4 faktor yang menemukan apakah suatu situasi menimbulkan stres atau tidak(Mechanic,1962) yaitu:
a)  Kemampuan untuk menghadapi stres,tergantung pada pengelaman seseorang dalam menghadapi stres serupa,sistimpendukung,dan presepsi keseluruhan terhadap stres.
b) Praktek dan normal dari kelompok atau rekan-rekan pasien yang mengalami stres.Jika kelompoknya menganggap wajar untuk membicarakan stresor maka pasien dapat mengeluhkan atau mendiskusiksan hal tersebut,respon ini dapat membantu proses adaptasi terhadap stres.
c)  Pengaruh lingkungan,sosial dalam membantu seseorang menghadapi stres.Seorang mahasiswa  resah menghadapi hasil ujian akirnya yang pertama dapat mencari pertolongan dosennya,dosen dapat memberi penilaian dan selanjut dapat memberikan referensiterhadap asisten dosen tertentu yang menurutnya mampu membantu kegiatan belajar mahasiswa tersebut.dosen dan asisten dosen tersebut dalam contoh ini merupahkan sumber penurun tingginya stresor yang dialami mahasiswa tersebut.
d) Sumber daya yang dapat digunakan untuk mengatasi stresor.Misalnya seorang penderita sakit yang kurangmampu dalam hal Keuangan dapat memperoleh bantuan tunjangan ASKES.ini contoh untuk membantu stres secara fisiologis.
Model berdasarkan stimulus
Model ini berdasarkan kakakteristik yang bersiwat mengganggu atau merusak dalam lingkungan.Riset klasik yang mengungkapkan stres sebagai stimulus telah menghasilkans  skala penyesuain ulang sosial yang mengukur dampak dari peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan seseorang terhadap penyakit yang dideritanya(Holmes dan rahe,1976).asumsi yang akan mendasari model ini adalah
  • peristiwa-peristiwa yang mengubah hidup seseorang merupahkan hal normal yang membutuhkan jenis dan waktu penyesuaian yang sama
  • orang adalah penerimah stres yang pasif,persepsi mereka terhadap sustu peristiwa tidaklah relewan.
  • semua orang memiliki ambang batas stimulus yang sama dan sakit akan timbul setelah ambang batas tersebut terlampaui.
Model berdasarkan transaksi
model ini memandang orang dan lingkungannya dalam hubungan yang dinamis,resiprokal,dan interaktif,Model yang dikembangkan oleh Lazarus dan flokman ini menganggap stresor sebagai respon perseptual seseorang yang berakar dari proses psikologis dan kognitif.stres berasal dari hubungan antara orang dan lingkungannya.
E.     Mekanisme stress
Menurut Rober J, Van Amberg , 1979, (dalam Dadang Hawari, (2001)
stres dapat dibagi dalam 6 tahap.      
            1.Tahap pertama
            tahap ini merupahkan tahap yang paling ringan,dan biasanya ditandai dengan munculnya semangat yang berkelebihan,pengelihatan lebih tajam dari biasanya mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya(namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan,dan timbulnya rasa gugup yang berkelebihan)
            2.Tahap dua
             tahap ini dampak stres yang semula menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan –keluhan karena habisnya cadangan energi,keluhan yang sering timbul;merasa letih sewaktu bangun pagi dalam kondisi normal,mudah leleh setelah makan siang,cepat lelah menjelang sore,sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman,jantung berdebar-debar,otot perut dan tengkuk terasa tegang,dan tidak bisa santai.
            3.Tahap tiga
             jika tahap stres sebelumnya tidak ditgananggapi dengan memadai,maka keluhan akan semakin nyata,seperti gangguan lambung dan usus(gastriti atau mag,diare)ketegangan otot semakin terasa,peasaan tidak tenang,gangguan pola tidur(sulit untuk mulai tidur,terbangun tengah malam,dan sukar kembali tidur,atau bangun terlalu pagi,dan tidak dapat tidur kembali)tubuh terasa lemah seperti tidak bertenaga.
            4.Tahap keempat                      
            setelah memeriksakan diri ke dokter sering kali dinyatakan tidak sakit,karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik terhadap organ tubuhnya,namun pada kondisi berkelanjutan ,akan muncul gejala seperti gejalah ketidak mampuan untuk melakukan aktifitasrutin karena perasan bosan,kehilangan semangat,terlalu lelah karena gangguan polah tidur,kemampuan mengingat dan konsentrasi menurunserta muncul rasa takut dan cemas yang tidak jelas penyebabnya.
            5.Tahap kelima
            tahap ini ditandai dengan kelelahan fisik yang sangat ,tidak mampu menyelesaikan pekerjaan ringan dan sederhana,gangguan pada sistim pencernaan semakin berat,semakin meningkatnya rasa takut dan cemas.
            6.Tahap enam
             tahap ini merupahkan tahap puncak,biasanya ditandai dengan timbul rasa panik dan takut mati yang menyebabkan jantung berdetak semakin cepat, kesulitan untuk bernapas tubuh gemetar dan berkeringat dan adanya kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.

F.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TERHADAP STRESOR DAN STRES
             Respon terhadap segala bentuk stresor bergantung pada fungsi fisiologis, sikap, dan karakteristik perilaku, seperti juga halnya sifat dari stresor stresor tersebut. Sifat stresor mencakup faktor- faktor berikut ini :
  • .sifat stresor:dapat berubah secara tiba-tiba atau berangsur-angsur dan dapat mempengaruhi terhadap respons seseorang dalam menghadapi stres tergantung mekanisme yang dimilikinya.
  • Durasi stres ;lamanya stresor yang dialami seseorang dapat mempengaruhi respon tubuh.apabila stresor yang dialami lebih lama ,maka respons juga akan lebih lama,dan tentunya akan mempengaruhi fungsi tubuh.
  • Jumlah stresor:semakin banyak stresor yang dialami seseorang semakin besar dampaknya bagi fungsi tubuh.
  • .Pengelaman masa lalu:pengelaman masa lalu seseorang dalam menghadapi stres dapat menjadi bekal dalam menghadapi stres berikutnya karna individu memiliki kemampuan beradaptasi/mekanisme koping yang lebih baik.
  • Tipe kepribadian .tipe kepribadian seseorang diyakini juga dapat mempengaruhi respon terhadap stresor.Menurut Friedman dan Roseman,1974,terdapat dua tipe kepribadian,yaitu A dan tipe B.Orang dengan tipe kepribadian A lebih rentan terkenah stres apabila dibandingkan dengan orang yang memiliki tipe kepribadian B.Tipe A memiliki ciri-ciri ambisius,agresif,kompetitif,kurang sabar mudah tegang,mudah tersinggung ,mudah marah memiliki kewaspadan yang berlebihan,berbicara dengan cepat bekerja tidak kenal waktu,tidak mudah dipengaruhi,pandai berorganisasi,dan memimpin atau memerintah,lebih suka bekerja sendirianbila ada tantangan,kaku terhadap waktu,dan sulit untuk santai.Sedangkan tipe B memiliki sifat kebalikan dari tipe antara lain lebih santai,penyabar,t untuk menang,tidak mudah marah,/tersinggung,jarang kekurangan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai ,fleksibel,mudah bergaul dll.
    • Tahap perkembangan:tahap perkembangan individu dapat membentuk kemampuan adaptasi yang semakin baik terhadap stresor.stresor yang dialami setiap individu berbeda setiap tahapperkembagam usia;
G.    Tahapan-tahapan Stress
·         Gejala-gejala stress pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena perjalanan awal tahapan stress timbul secara lambat. Dan, baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun di pergaulan lingkungan sosialnya. Dr. Robert J. Van amberg (1979) dalam penelitiannya membagi tahapan-tahapan stress sebagaimana berikut :
·         a.      Stress Tahap I
·         Tahapan ini merupakan tahapan stress paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :
·         1.      Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).
·         2.      Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.
·         3.      Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya; Namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula.
·         4.      Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, Namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
·         b.      Stress Tahap II
·         Dalam tahapan ini dampak stress yang semula “menyenangkan” sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas Mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat antara lain dengan tidur yang cukup bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami deficit. Analogi dengan hal ini adalah misalnya handphone (HP) yang sudah lemah harus kembali diisi ulang (di-charge) agar dapat digunakan lagi dengan baik. Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stress tahap II adalah sebagai berikut :
·         -       Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.
·         -       Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
·         -       Lekas merasa capai menjelang sore hari.
·         -       Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort).
·         -       Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).
·         -       Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
·         -       Tidak bisa santai
·         c.       Stress Tahap III
·         Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stress tahap II tersebut di atas, maka yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu :
·         1.      Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan “maag” (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).
·         2.      Ketegangan otot semakin terasa.
·         3.      Perasaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
·         4.      Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk Mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/ dini hari dan tidak dapat kembali tidur (late insomnia).
·         5.      Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan). Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stress hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit.
·         d.      Stress Tahap IV
·         Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter sehubungan dengan keluhan-keluhan stress tahap III di atas, oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala stress tahap IV akan muncul :
·          
·         1.      Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
·         2.      Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
·         3.      Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai (adequate).
·         4.      Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
·         5.      Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.
·         6.      Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan.
·         7.      Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
·         8.      Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.
·         e.       Stress Tahap V
·         Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stress tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut :
·         1.      Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and psychological exhaustion).
·         2.      Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana.
·         3.      Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).
·         4.      Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.
·         f.       Stress Tahap VI
·         Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stress tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stress tahap VI ini adalah sebagai berikut :
·         1.      Debaran jantung teramat keras.
·         2.      Susah bernafas (sesak dan mengap-mengap).
·         3.      Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran.
·         4.      Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan.
·         5.      Pingsan atau kolaps (collapse)
Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh sebagai akibat stressor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya 
H.    Cara menilai stres

Terdapat beberapa penilai stres adalah;skala Holmes dan Rahe 1967,beserta skla Miller danSmith,1985.
  1. skala Holmes dan Rahe
            skala ini menghitung jumlah stres yang dialami seseorang dengan cara menambahkan nilai relatif stres,yang disebut unit perubahan hidup(life change units-LCU)untuk berbagai peristiwa yang dialami seseorang.skala ini berdasarkan premis bahwa peristifa baik maupun buruk dalam kehidupan seseorangdapat meningkatkan tingkat stres dan membuat orang tersebut lebih rentang terhadap penyakit dan masalah kesehatan mental.skala  Miller dan Smith
            beberapa aspek tertentu dari kebiasaan ,gaya hidup,dan lingkungan seseorang dapat  menjadikannya lebih kebal atau lebih rentan terhadap dampak negatif stres.
I.        ADAPTASI TERHADAP STRES
Ketika mengalami stres,orang menggunakan energi fisiologis,psikologis,sosial budaya dan spiritual untuk beradaptasi.jumlah energi yang dibutuhkan dan efektifitasnya upaya adaptasi tersebut bergantung pada intensitas,lingkup,dan jangka waktu stresor,serta jumlah stresor lainya.
1. fisiologis
Riset klasik yang dilakukan Selye 1976(dalam potter dan Perry,1997)membagi adaptasi fisiologi menjadi sindrom adaptasi lokal(lokal adaptasi sindrom,LAS)dan sindrom adaptasi umum(general adaptation syndrom-GAS)
J.      Adaptasi fisiologis dapat berupa:
  • LAS (local Adaptation Syndroma) merupahkan proses adaptasi yang bersifat
Misalnya :
Manifestasi dari proses infectic
–          Merah
–          Nyeri
–          Bengkak
–          Panas
–          Fungsiolaesa
ciri-ciri LAS ada
  • bersifat lokal yaitu tidak melibatkan seluruh sistim tubuh
  • bersifat adaptif yaitu diperluhkan stresor untuk menstimulasikan
  • bersifat jangka pendek yaitu tidak berlangsung selamanya
  • bersifat restoratif yaitu membantu memperbaiki homeostatis daerah atau bagian tubuh
GAS
adalah proses adaptasi bersifat umum atau sistemik.misalnya apabila reaki lokal tidak dapat diatasi,maka timbul gangguan sistim atau seluruh tubuh lainya berupa panas diseluruh tubuh,berkeringat,dll.
Gas terdiri 3 tahap
1.tahap reaksi merupakan tahap awal dari proses adaptasi,yaitu tahap dimana individu siap menghadapi stresor yang akan masuk kedalam tubuh.tahap ini ditandai dengan kesiagaan yang ditandai dengan perubahan fisiologis pengeluaran hormon oleh hipotalamus yang menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan adrenalin ,yang selanjutnya memacu denyut jantung dan menyebabkan pernapasan menjadi cepat dan dangkal,kemudian hipotalamus melepaskan hormon ACTH(hormon adrenokortikotropik)yang dapat merangsang adrenal untuk mengeluarkan kortikoid yang akan mempengaruhi berbagai fungsi tubuh.aktifitas hormonal yang ekstensif tersebut mempersiapkan seseorang untuk ‘’fight or flight”
2.tahap resistensi
            pada tahap ini tubuh mulai stabil,tingkat hormon tekanan darah dan output jantung kembali kenormal.individu berupaya beradaptasi dengan stres.jika stres dapat diselesaikan tubuh akan memperbaiki kerusakan yang mungkin telah tejadi,namun jika stresor tidak hilang ia akan memasuki tingkat ke 3.
3.tahap kelelahan
            tahap ini ditandai dengan terjadinya kelelahan karena tubuh tidak mampu lagi menanggung stres dan habisnya energi yang diperluhkan untuk beradaptasi,tubuh tidak mampu melindungi dirinya sendiri menghadap stresor,regulasi fisiologis menurun,dan jika stres terus berkelanjut dapat menyebabkan kematian.

2.   Adaptasi psikologis
Adapatasi adalah proses penyesuaian secara psikologis dengan cara melakukan mekanisme pertahanan diri yang bertujuan untuk melindungi atau bertahan dari serangan atau hal yang tidak menyenangkan.
adaptasi psikologis bisa bersifat konstruktif dan destruktif.
perilaku yang konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk memecahkan konflik.perilaku destruktif ,tidak membantu individu mengatasi stresor.
perilaku adaptasi juga mengacu pada mekanisme koping(coping mechanisme)yang berorientasi pada tugas(task oriented)dan mekanisme pertahanan diri(ego oriented)
1.Reaksi yang berorientasi pada tugas .
 Reaksi ini melibatkan penggunaan  kognitif untuk mengurangi stres dan memecahkan    masalah.terdapat 3 jenis perilaku yang umum:
  1. menyerang,yaitu bertindak menghilangkan,mengatasi stresor,atau memenuhi kebutuhan,misalnya berkonsultasi dengan orang yang ahli.
  2. Menarik diri dari strsor secara fisik maupun emosi.
  3. Berkomromi, yaitu mengubah metode yang biasa digunakan,mengganti tujuan.
2. Reaksi berorientasi pada ego
reaksi ini dikenal sebagai mekanisme pertahanan diri secara psikologis untuk mencegah gangguan psikologis yang lebih dalam.
Mekanisme pertahanan diri tersebut adalah:
  1. Rasionalisasi:berusaha memberikan alasan yang rasional sehingga masalah yang dihadapinya dapat teratasi.
  2. Pengalihan:upaya untuk mengatasi masalah psikologis dengan melakukan pengalihan tingka laku pada obiek lain,contohnya jika seseorang terganggu akibat situasi gaduh yang disebabkan oleh temannya ,maka ia berupaya mengalahkan temannya itu.
  3. Kompensasi;mengatasi masalah dengan mencari kepuasan pada keadaan lain.misalnya seseorang memiliki masalah karena menurunnya daya ingat ,maka disisi lain ia berusaha menonjolkan bakat melukis yang dimilikinya.
  4. Identifikasi:meniru perilaku orang lain dan berusaha mengikuti sifat,karakteristik dan tindakan orang tersebut.
  5. Represi;mencoba menghilangkan pikiran masa lalu yang buruk dengan melupakan atau menahannya di alam bawah sadar dan sengaja melupakannya.
  6. Supresi: berusaha menekan masalah yang secara sadar tidak diterima dan tidak memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan.
  7. Penyangkalan; upay pertahanan diri dengan cara menyangkal masalah yang dihadapi atau tidak mau menerimah kenyataan yang dihadapinya.misalnya menolak kenyataan pasangan sudah meninggal dunia dengan cara tetap melakukan rutinitas seolah-olah pasangan masih ada.
3. Adaptasi sosial budaya
Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan normal yang berlaku dimasanyarakat.misalnya seseorang yang tinggal dalam lingkungan masnyarakat dengan budaya gotong royong akan berupaya beradaptasi dengan lingkungannya tersebut
4. Adaptasi spiritual
Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimilikisesuai dengan agama yang dianutnya.misalnya apabila mengalami stres, seseorang akan giat melakukan ibadah,seperti rjin sumbayang,puasa dan sebagainya.

K.     PENANGAN STRES
merupakan upaya mengelolah stres dengan baik,bertujuan mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ketahap yang lebih berat.
Beberapa manajemen stres yang dapat dilakukan adalah:
  • .Mengatur diet dan nutrisi;merupahkan cara yang efektif dalam mengurangi atau mengatasi stres.ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai porsi dan jadwual yang teratur,menu juga sebaiknya bervariasi agar tidak timbul kebosanan.
    • Ø .Istirahat dan tidur;merupahkan obat yang baik dalam mengatasi stres karena istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan kebugaran tubuh,tidur yang cukup juga akan memperbaiki sel-sel yang telah rusak.
    • Ø Olaraga teratur:salah satu cara meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental.olaraga yang dilakukan tidak harus sulit olaraga yang dianjurkan seperti jalan pagi,lari pagi dilakukan 2 mg sekali,tidak harus sampai berjam-jam,diamkan biarkan badan berkeringat sejenak lalu mandi untuk memulihkan kesegarannya.
    • Ø Berhenti merokok;bagian dari car menanggulangi stres karena dapat meningkatkan status kesehatan serta menjaga ketahanan dan kekebalan tubuh.
    • Ø Menghindari minuman keras:merupahkan faktor pencetus terjadinya stres.dengan menghindari minuman keras,individu dapat terhindari dari berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh pengaruh minuman keras yang mengandung alkohol.
    • Ø Mengatur berat badan:BB yang tidak seimbang(terlalu gemuk atau terlalu kurus)merupahkan faktor dapat menyebabkan timbulnya stres.keadaan tubuh yang tidak seimbang akan menurunkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
    • Ø Mengatur waktu;merupahkan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stres.dengan mengatur  waktu yang sebaik-baiknya pekerjaan yang ddapat menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari,hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara    efektif dan efisien,misalnya tidak membiarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan hal yang bermanfaat.
    • Terapi psikofarmaka:terapi menggunakan obat-obatan,dalam mengatasi stres yang dialami melalui pemutusan jaringan antara psiko,neuro,dan imonologi sehingga  stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi koknitif efektif atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain.obat yang sering digunakan adalah obat anti cemas dan antidepresi.
    • Ø Terapi somatik;terapi ini hanya dilakukan pada gejalah yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga diharapkan tidak mengganggu sistim tubuh yang lain.contohnya jika seorang mengalami diare akibat stres ,maka terapinya adalah dengan mengobati diarenya.
    • Ø Psikoterapi:terapi ini mengguakan teknik psiko yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang.terapi ini meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi reedukatif.psikoterapi suportif memberikan motifasi dan dukungan agar pasien memiliki rasa percaya diri,sedangkan psikoterapi reedukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang,selain itu psikoterapi rekonstruksi dengan cara memperbaiki kembali kepribadian yang mengalami goncangan dan psikoterapi kognitif dengan memulihkan fungsi koknitif pasien(t berpikir rasional).

No comments